Thursday 5 September 2013

Kafalah (Jaminan)

Kafalah ialah jaminan iaitu tanggungjawab ke atas hak orang lain atau seseorang yang mempunyai tanggungjawab tertentu untuk diambil tindakan atau mendapatkan sesuatu barang ganti kepada pihak yang berhak. Secara keseluruhannya bermaksud kesanggupan tanggungjawab seseorang penjamin untuk  bertanggungjawab terhadap orang lain (si berhutang).

Definisi: Perjanjian antara penjamin dan pihak yang menerima jaminan di mana penjamin menerima tanggungjawab untuk menjelaskan hutang atau membayar ganti rugi jika sekirannya pihak yang berhutang atau berjanji untuk melaksanankan sesuatu kerja itu gagal menunaikan tanggungjawabnya.


  • Penjamin diminta menandatangani surat perjanjian sebagai bukti kesanggupan.
  • Kafalah menggabungkan tanggungjawab antara orang yang menjamin dengan orang yang berhutang
  • Islam menggalakkan supaya saling tanggung menanggung antara satu sama lain.
  • Hutang yang dijamin itu hendaklah yang sah dan wajib dibayar.


Hukum kafalah adalah;

Landasan Hukum Syariat

a. Al-Qur’an

Dasar hukum untuk akad memberi kepercayaan ini dapat di pelajari dalam Al-Qur’an pada bagian yang mengisahkan Nabi Yusuf.

“Penyeru-penyeru itu berseru, ‘kami kehilangan piala raja dan barangsiapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh makanan seberat (seberat) beban unta dan aku menjamin terhadapnya.’” (Yusuf: 72)

Kata za’im yang berarti penjamin dalam surah Yusuf tersebut adalah gharim, orang yang bertanggung jawab atas pembayaran.

b. Al-Hadits

Landasan syariah dari pemberian fasilitas dalam bentuk jaminan kafalah pada ayat di atas di pertegas dalam hadits Rasulullah sebagai berikut:

Artinya:

“Telah di hadapkan kepada Rasulullah SAW. (mayat seorang laki-laki untuk di shalatkan) ….Raulullah SAW bertanya “apakah dia mempunyai warisan?” Para sahabat menjawab “tidak” Rasulullah bertanya lagi, apakah dia mempunyai utang?’ Sahabat menjawab “Ya, sejumlah tiga dinar.” Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk mensolatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Abu Qatadah lalu berkata, “saya menjamin hutangnya, ya Rasulullah.” Maka Rasulullah pun mensolatkan mayat tersebut. (HR Bukhari no. 2172, kitab al-Hawalah)

Para Ulama sepakat terkait di bolehkannya kafalah , dan kaum muslimin pun masih tetap melakukan kafalah di antara mereka sejak zaman kenabian sampai saat sekarang ini tanpa ada seorang ulama pun yang memungkiri[4].

Rukun dan Syarat kafalah meliputi;

1. Penjamin(kafil). Orang yang menawarkan jaminan wang, harta atau diri untuk menanggung hutang. Ia mesti seorang yang baligh, berakal, tidak dilarang menggunakan hartanya (muflis) dan dilakukan mengikut kehendaknya.




  • a. Baligh (dewasa) dan berakal sihat.
  • b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.


  • 2. Orang yang dijamin(Makfuul ‘anhu). Ia mesti dikenali oleh penjamin atau orang yang berhutang.
    • Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin.
    • Dikenal oleh penjamin.

    3. Pihak Orang yang Berpiutang (Makfuul Lahu)

    • Diketahui identitinya
    • Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa.
    • Berakal sehat.

    4. Sesuatu yang dijamin (Makful Bihi). Hutang wang, harta atau barang. Ia mesti diketahui jenis, jumlah, sifat dan bendanya.
    • Merupakan tanggungan pihak/orang yang berutang, baik berupa uang, benda, maupun pekerjaan.
    • Bisa dilaksanakan oleh penjamin.
    • Harus merupakan piutang mengikat (lazim), yang tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan.
    • Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.
    • Tidak bertentangan dengan syari’ah (diharamkan).

            5. Lafaz kafalah. Perkataan yang menunjukkan kesanggupan untuk menjamin hutang seperti seseorang berkata; Hutang dia adalah dijamin oleh aku. Tanpa ada sebarang syarat yang bersangkutan dengannya.


             Kafalah(Jaminan) terbahagi kepada dua;

            1. Kafalah bin Nafs(Jaminan diri): menjamin orang yang tertuduh ke atas mahkamah. Seperti seseorang berkata; “Aku jamin kehadiran Hasri dalam perbicaraan itu nanti”.

            Merupakan akad jaminan dari kafil(penjamin) untuk menghadirkan diri seseorang pada waktu tertentu di tempat tertentu. Kafalah ini bukan merupakan kajian ekonomi Islam. Sebagai contohnya adalah seperti perkataan seseorang, “Aku menjamin untuk menghadirkan si Fulan dalam pengadilan tersebut atau dalam acara tersebut”.

            Jika kafil tidak bisa menghadirkan, padahal ia masih hidup, maka kafil wajib membayar sejumlah denda sesuai dengan dalil ‘Az-Zaim Gharimun (penjamin itu berhutang’. Kecuali dalam akad itu disebutkan bahwa kafil tidak akan membayar jika makful ‘anhu tidak dating.

            2. Kafalah bil Mal(Jaminan harta@hutang): menjamin di atas hutang dan keselamatan. Seperti seseorang berkata; “Hutang Zailani adalah tanggungan aku”.

            Merupakan jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Sebagai contohnya adalah:

            1. Hadits Nabi Saw riwayat Bukhari di mana Qatadah menjamin hutang seorang sahabat.(ada di atas)

            2. Surat jaminan (bank garansi) yang diberikan bank kepada nasabahnya untuk keperluan:

            • Pembayaran atas pembelian barang
            • Pembayaran hutang kepada pihak ketiga/mitra kerja nasabah untuk mengerjakan suatu proyek
            • Pembayaran suatu jual beli dengan batas waktu yang telah diperjanjikan.


            3.      Seorang nasabah (jemaah masjid) mendapat pembiayaan syariah dengan jaminan seorang tokoh masyarakat (agama). Walaupun bank secara fizikal tidak memegang rihan (barang jaminan) apapun, tetapi bank berharap tokoh tersebut dapat mengusahakan pembayaran ketika nasabah yang dibiayai mengalami kesulitan atau wanprestasi.

            Yang termasuk bahagian dari kafalah bil Mal adalah:

            1.      Kafalah bit Taslim, yaitu merupakan jaminan yang diberikan dalam rangka menjamin penyerahan atas barang yang disewa pada saat berakhirnya masa sewa. Sebagai contoh; bank mengeluarkan surat jaminan untuk nasabahnya tentang pengembalian (penyerahan) barang sewa yang disewa nasabah kepada perusahaan leasing.

            2.      Kafalah Munjazah, yaitu merupakan jaminan yang diberikan secara mutlak tanpa adanya pembatasan waktu tertentu. Sebagai contoh, “Aku menjamin hutang anda sekarang” atau “Aku menjamin menanggulangi pendanaan proyek anda”. Atau juga Bank menjamin nasabahnya kepada pihak ketiga bahwa nasabahnya pasti melaksanakan kewajibannya dalam mengerjakan suatu projek.

            3.      Kafalah muqayyadah/muallaqah, yaitu merupakan jaminan atau kafalah yang dibatasi waktunya, sebulan, setahun dan sebagainya. Sebagai contoh, bank menjamin nasabahnya kepada pihak ketiga selama 3 bulan. Kafalah ini disebut juga kafalah dengan tawqit.


            Berakhirnya Kafalah

            Kafalah berakhir apabila :

            • Ketika hutang telah diselesaikan, baik oleh orang yang berutang atau oleh penjamin. Atau jika kreditor menghadiahkan atau membebaskan hutangnya kepada orang yang berutang.
            • Kreditor melepaskan hutangnya kepada orang yang berutang, tidak pada penjamin. Maka penjamin juga bebas untuk tidak menjamin utang tersebut. Namun, jika kreditor melepaskan jaminan dari penjamin, bukan berarti orang yang berutang telah terlepas dari hutang tersebut.
            • Ketika hutang tersebut telah dialihkan (transfer hutang/hiwalah). Dalam hal ini baik orang terutang ataupun penjamin terlepas dari tuntutan utang tersebut
            • Ketika penjamin menyelesaikan ke pihak lain melalui proses arbitrase dengan kreditor.
            • Kreditor dapat mengakhiri kontrak kafalah walaupun penjamin tidak menyetujuinya


            Dalam sektor perbankan, bank boleh menawarkan konsep kafalah dalam aktivitinya seperti mengeluarkan Surat Jaminan (Letter of Guarantee) dan pihak bank boleh mengenakan caj perkhidmatan terhadap pengeluaran surat tersebut.


            Rujukan :-

            7 comments:

            1. syukron untuk infonyaa :)

              ReplyDelete
            2. syukran :)
              perkongsian yang sangat bagus untuk mereka yang mengambil bidang kewangan dan perbankan Islam seperti saya

              ReplyDelete
            3. boleh saya tahu pemilik webside ini tenaga pengajar ke? boleh berhubung dengan saya di email saya nurun96nabilah@gmail.com

              ReplyDelete
              Replies
              1. Saya minta maaf ya..sebab baru tgk balik blog ni.. Saya pemilik website ni.. Nota2 ni saya buat sewaktu daya belajar dalam bidang kewangan dan perbankan islam dulu..

                Delete
            4. terimakasihhhhhhhhhhhhhhh senang nak presentation nanti wikwikwik

              ReplyDelete